Franklin: Juliana Masih Hidup 32 Jam Setelah Jatuh
- account_circle Nazula Destiyana
- calendar_month Sab, 12 Jul 2025

menalar.id – Petugas koroner dari Polisi Sipil Brasil Reginaldo Franklin, mengungkap hasil autopsi ulang terhadap pendaki Brasil, Juliana Marins, yang meninggal usai terjatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 21 Juni 2025.
Dalam konferensi pers yang dilansir media g1, pada Jumat (11/7), Franklin menyatakan bahwa ada penemuan larva di kulit kepala dan Juliana masih hidup selama sekitar 32 jam setelah kecelakaan pertama terjadi.
“Juliana Marins diperkirakan meninggal dunia pada 22 Juni pukul 12 siang waktu Indonesia, sekitar 32 jam setelah jatuh,” kata Franklin.
Hasil Autopsi dari Brasil
Sementara itu, pakar forensik independen Nelson Massini, menduga Juliana mengalami cedera pada paha akibat jatuh pertama sejauh 60 meter dari jalur pendakian. Lalu terus terjun sejauh 220 meter ke bawah.
Setelah itu, ia dilaporkan sempat kembali tergelincir sejauh 60 meter dan masih bertahan hidup selama 15 menit dalam kondisi luka parah sebelum akhirnya meninggal dunia. Tubuhnya terus meluncur hingga ditemukan di lokasi terakhir dengan kedalaman sekitar 650 meter.
“Proses meninggalnya sangat menyakitkan, penuh luka, dan menyiksa,” ujar Massini.
Autopsi Ulang
Pihak keluarga meminta autopsi ulang karena mencurigai adanya kelalaian dalam penanganan evakuasi dari otoritas Indonesia. Mereka menduga Juliana dibiarkan terlalu lama tanpa pertolongan meski masih hidup setelah jatuh.
Tim SAR Indonesia sendiri menyatakan proses evakuasi terkendala oleh cuaca buruk dan medan yang ekstrem. Juliana baru berhasil dievakuasi pada 25 Juni, hampir 90 jam setelah terjatuh, dengan cara diangkat dari kedalaman 600 meter.
Respons Pihak Indonesia
Di sisi lain, hasil autopsi dari tim medis Indonesia menunjukkan versi berbeda. Dokter forensik dari RS Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, menyebut Juliana meninggal sekitar 20 menit setelah jatuh, akibat luka serius di dada yang disebabkan oleh benturan keras, bukan hipotermia.
Penulis Nazula Destiyana
Sejak kecil tumbuh di antara koran dan buku, kini berkembang menjadi penulis yang mengeksplorasi jurnalistik, penelitian, dan media digital. Aktif dalam kompetisi menulis dan UI/UX, serta selalu penasaran dengan dunia politik dan sains teknologi.
